Untuk beberapa orang (terutama yang ditasbihkan atau tertasbihkan sebagai penulis), menulis bukanlah hal yang sulit. Mungkin buat sebagian dari mereka "perbuatan itu" semudah masak air bagi ibu rumah tangga. Bahkan saking hebatnya, sebagian dari yang sebagian itu melakukan "hal itu" sealami manusia narik nafas.
Ah, daripada kepanjangan ini preambule-nya (yang menandakan bahwa saya kurang cakap menulis), lebih baik kita masuk pada intinya.
Ceritanya gini, dulu saya bikin blog karena saya ingin mengungkapkan apa yang ada di pikiran saya, sekaligus juga saluran bagi saya untuk mengaktualisasikan diri (yang merupakan diksi paling halus untuk "ikut-ikutan biar terlihat eksis", hehehe). Namun hidup berkata lain, ternyata dengan dinyana dan diduga, saya hanya berhasil memposting 3 buah tulisan dalam waktu yang tidak terlalu singkat, setahun!!!
Bukan karena saya tidak ada waktu karena sibuk atau sibuk sehingga tidak ada waktu. Juga bukan karena saya tidak punya bahan untuk ditulis (saya mungkin adalah juara dalam hal melamun, bermimpi dan berhayal). Penyakit yang membuat seseorang sulit memahami dan melakukan sesuatu pun syukurnya tidak saya derita. Tapi lebih karena saya memiliki masalah kompleks (ber-sok tahu saya dalam hal ini) dalam menyiratkan ide. Maksudnya gini, ide-ide buat ditulis tu hampir tiap saat itu lewat aja dalam lamunan, mimpi dan hayalan saya. Namun saat mulai menulis, ya cuman ide itu aja yang tertulis. Ditambahin kalimat pembuka kok ya (nurut saya) bertele-tele, ditambahin kesimpulan kok ya kurang elok (tulisan opooo moro2 kok kesimpulan). Masalah lain, saya ini orang yang terlalu "berprasangka" untuk mengungkapkan sesuatu. Mau nulis ini takut ada yang mem-Prita Mulyasari-kan saya, mau nulis itu jeri ada yang men-Jose Mourinho-kan saya, mau nulis ini (lagi) khawatir ada yang mem-blablabla-kan saya. (Memang siapa saya yah...). Ditambah lagi bentuk tulisan saya yang sangat "pating pecothot". Liat aja, dikit-dikit tanda petik, bentar-bentar dalam kurung, awal pake ragam bahasa resmi tulis tengah pake ragam bahasa resmi tulis-an ga jelas- akhir pake ragam bahasa -ga jelas- resmi tulis-an ga jelas-. Lengkap sudah penderitaan...
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini izinkanlah saya memberikan pujian setinggi langit kepada orang-orang yang mampu menyurat dan menyirat-kan idenya dengan sangat luar biasa dan begitu produktifnya. Diantara orang-orang itu bahkan aslinya (yang saya tahu) bukanlah manusia-manusia yang pintar berkomunikasi lisan, bahkan pendiam dan pemalu seperti teman saya ini atau yang ini, namun jangan ditanya saat mereka menulis, seakan-akan jari-jari mereka melahirkan tulisan yang mampu membuat terkagum, ternganga, "tertawa sampai menangis", atau yang mampu menusuk jantung. Bahkan saking dahsyatnya, ada penulis yang tulisannya membuat orang terbebas dari penyakit susah tidur dan lebih gila lagi bebas dari penyakit susah buang air besar.
Itu aja??(tadinya sih gitu, tapi kok ya gabertanggung jawab saya nulis ini, ga jelas jluntrungnya)
Bagi sebagian penulis hebat, mungkin pemahaman akan hal-hal seperti teori cara menulis yang baik dan hal-hal berkenaan dengan ide yang akan mereka tulis, terlepas ilmiah atau tidak, amat mendukung produktifitas mereka dalam menulis dan keelokan tulisan mereka, contohnya dosen-dosen saya di kampus, yang bahkan kalo saya ibaratkan mampu menuliskan dengan luar biasa ilmiah ide-ide yang bahkan menurut sebagian besar orang biasa-biasa saja dan tidak ilmiah.
Tapi lebih jauh dari itu, ternyata lebih banyak penulis hebat yang bahkan belum pernah mengenyam pendidikan mengenai cara menulis yang baik. Tak sedikit dari mereka yang bahkan tulisannya sama sekali tidak mencerminkan harmonisasi penulisan, pemilihan kata yang baik, ragam bahasa yang konsisten dan coreng-moreng penulisan yang lain. Tapi tulisan mereka bisa menghanyutkan dan membuat kita (saya terutama) menunggu tulisan-tulisan baru mereka.
Saya jadi berpikir keras, bagaimana orang-orang itu mampu menelurkan tulisan-tulisan enak banget dibaca.
Au ah...yang penting salut dan hormat saya saja buat mereka...